Kota Bekasi,
Sejumlah siswa dan orangtua murid minta Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah III Bekasi dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untui memecat Kelala SMAN 13 Kota Bekasi. Hsl itu perlu dilakukan untuk menjaga nama baik sekolah khususnya SMA Negeri 13 Kota Bekasi ke depan.
Atas perlakukan ‘Has’ selaku Kepala SMA Negeri 13 Kota Bekasi dinilai sangat mencoreng harkat dan martabat Kepala Dinas Pendidikan, sebab jika hal itu dibiarkan skan menjadi preseden buruk bagi dunia pendidikan khususnya SMA Negeri 13 Kota Bekasi. Bagaimana bisa benar anak didiknya jika pimpinannya bermoral bejat. Pepatah mengatakan Guru Kencing berdiri murid kencing berlari. Artinya bukan memnberi contoh yang baik lagi bagi muridnya, tutur salah seorang orangtua siswa yang tidak bersedia disebut namanya.
Buntut issu selingkuh Kepala SMA Negeri 13 Kota Bekasi di Kecamatan Rawalumbu, KCD Wil III Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan Bendahara Komite berinisial AD dan penggunaan dana tunai yang disetor orangtua mereka untuk kepentingan pribadi, Siswa/siswi sekolah tersebut berunjuk rasa di lapangan sekolah.
Aksi tersebut menolak prilaku bejat Kepala sekolah dengan Bendahara Komite. Selain menolak prilaku bejat Kepsek, siswa/siswi juga mengaku sangat keberatan uang setoran tunai orangtua mereka digunakan Kepsek bersama bendahara Komite untuk kepentingan pribadi.
Keresahan para siswa tidak hanya sampai di situ, mereka (siswa/siswi red) juga disuruh menandatangani kertas kosong di salah satu ruangan tanpa membawa Handpon (HP). “Kami tidak mengerti apa tujuannya disuruh menandatangani kertas kosong tersebut,” kata salah seorang siswa yang minta jangan ditulis nanya.
Ratusan pengunjuk rasa berhasil diyakinkan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dan Ketua Komite Sekolah agar membubarkan diri dan masuk ruang kelas untuk mengikuti mata pelajaran. Walau tampak kecewa, karena Kepsek dan Bedahara Komite berinisial AD tidak berada di lingkungan sekolah, perlahan para siswa membubarkan diri dan masuk ruang kelas.
Diberitakan sebelumnya, rencana rapat Komite Sekolah Menengah Atas Negeri 13 Kota Bekasi, Rabu (24/7) yang digagas Kepala Sekolah, Hasim, berujung kisruh.
Rapat Komite tersebut kisruh karena diduga tidak resmi diketahui orangtua siswa/siswi secara keseluruhan, atau tidak diundang, tetapi Kepsek hanya mengundang sekitar 24 orang yang seyogianya ratusan orang.
Mengetahui undangan rapat Komite bukan oleh Ketua Komite, namun oleh Kepala sekolah, Hasim, beberapa orangtua siswa mendatangi rencana rapat dan menolak rapat dilanjutkan karena tidak melalui prosedural.
“Yang patut mengundang rapat Komite adalah Ketua/Pengurus Komite, bukan Kepala sekolah. Saya tau niat kepala sekolah ingin mengganti Ketua Komite karena lebih dahulu mengendus penggunaan dana tunai olek Kepsek bersama Bendahara Komite untuk kepentingan pribadi,” kata orangtua siswa berinisial TPS.
Namun Kepsek, Hasim, tetap ngotot agar rapat Komite duteruskan. Adu mulut antara orangtua dengan Kepsek pun tak terelakkan hingga terungkap kata-kata yang menjurus tudingan perselingkuhan Kepsek dengan Bendahara Komite.
Situasi pun semakin memanas ketika TPS melontarkan kata-kata yang menuding Dugaan selingkuh Hasim dengan Bendahara Komite inisial AD.
“Sewaktu Wisuda/Pelepasan Siswa/Siswi Kelas XII di Malang Jawa Timur, saya tau kamu menginap di Hotel mana dan dengan siapa,” kata orangtua siswa yang belakangan diketahui berinisial TPS.
Munculnya kalimat yang mengarah dugaan perselingkuhan tersebut menjadi kunci keberhasilan protes dari orangtua siswa/siswi agar rapat Komite dihentikan.
Nampaknya, protes yang disampaikan TPS mendapat dukungan dari sejumlah orangtua siswa/siswi. Dengan sumringah para orangtua siswa keluar ruangan ketika rapat Komite diurungkan.
TPS yang terdengar lebih banyak protes terhadap rapat Komite tersebut kepada Buserfaktapendidikan.com mengatakan, rapat Komite itu sengaja dilakukan Kepsek tanpa prosedural yang bertujuan ingin mengganti Ketua Komite yang sudah mulai mengendus penggunaan uang tunai oleh Kepsek bersama Bendahara Komite tanpa persetujuan Ketua Komite.
Ketua Komite yang dipilih orangtua siswa/siswi menurut TPS ingin diganti oleh Kepsek agar uang tunai yang disetor orangtua siswa/siswi ke Bendahara Komite seenak Kepsek dan Bendara Komite Sekolah berinisial AD menggunakan tanpa laporan yang jelas.
“Kuat dugaan, Ratusan Juta uang tunai yang disetor orangtua siswa/siswi kepada Bendahara Komite Sekolah berinisial AD digunakan Kepsek bersama Bendahara Komite tanpa diketahui Ketua Komite,” kata TPS.
Sewaktu Siswa Kelas XII sekolah tersebut dalam Pelepasan/Wisuda di Malang, Jawa Timur lanjut TPS, Kepsek bukannya bersama-sama rombongan, tetapi diduga keras berduaan dengan Bendahara Komite berinisial AD naik pesawat.
Di Malang Jawa Timur pun kata TPS, Hotel Kepsek dan Bendahara Komite terpisah dari Hotel rombongan sekolah. “Kuat dugaan hubungan keduanya sudah jauh hingga perselingkuhan, dan sudah terendus oleh orang-orang di sekolah itu,” kata TPS.
Ketika kisruh rencana rapat Komite tersebut dan informasi perselingkuhan itu hendak dikonfirmasi kepada Kepsek maupun kepada Bendahara Komite Sekolah, tidak berhasil. Kepsek, Hasim langsung berlalu dan gerbang sekolah langsung ditutup menghindari kejaran wartawan. (RED)