Diskusi Ringan Ketum PBB Lambok F Sihombing, S.Pd, dengan Ir. H. Sukirman, Sampaikan Pesan Moral

Foto; Ketum PBB Lambok F Sihombing, S.Pd, bersama Ir. H. Soekarman di Batam/zi

BEKASI, ZI – Sebelum mengurai sedikit makna dari pertemuan salah seorang tokoh yang saat ini sedang serius menelisik sejarah dari suku budaya adat Batak yaitu Ir. H. Soekirman, bersama Ketua Umum Pemuda Batak Bersatu Lambok F Sihombing, S.Pd, belum lama ini di Kota Batam, pepatah lama mengatakan, ‘tak kenal maka tak sayang’, maka perkenalkan nama saya Parisman Sihaloho, SH, MH, dan dipercaya sebuah amanah Jabatan sebagai Wakil Departemen Kepala Departemen Mitra Pemerintah, Perijinan & Antar Organisasi (MIPTOR) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Pemuda Batak Bersatu (PBB).

Adapun pertemuan tersebut merupakan diluar dugaan, sebab kehadiran Ketum PBB Lambok F Sihombing, S.Pd, didampingi Plt. Sekjen Alfredo Panjaitan, Bendum Lintong Manurung, SH, Penasehat DPP Jonner panjaitan, dan Panglima DPP Frans Sembiring, serta Dansatgas DPP Frans Silaban, untuk menghadiri kegiatan seminar Pelatihan Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan Pemuda Batak Bersatu DPD Kepulauan Riau selama 3 (tiga) hari.

Sehingga menurut penulis bahwa pertemuan tersebut merupakan suatu hal yang sangat luar biasa, walaupun sangat singkat namun mengandung makna dan pesan berantai secara khusus kepada bangso (suku-red) Batak di seluruh dunia.

Salah satu pesan yang disampaikan dalam diskusi ringan Ketum PBB Lambok F Sihombing, S.Pd, dengan Ir. H. Sukirman, yang notabenenya asli suku Jawa tulen ini mengambarkan bahwa sebagai orang asli suku batak jangan pernah lupa akan identitas baik itu perangkat adat istiadat dan budaya.

Dalam unggahan video yang sudah beredar di sosial media dengan durasi kurang lebih 8 (delapan) menit yang dipandu langsung oleh Ketum PBB Lambok F Sihombing, S.Pd, sangat jelas menggambarkan bagaimana seorang putra bangsa dari suku Jawa tulen kelahiran 6 April 1955 itu jatuh hati serta cinta akan suku adat dan budaya Batak.

Bacaan Lainnya

Bahkan sebelum mengawali diskusi singkat pria umur 66 Tahun ini langsung membuka dengan pantun, ‘jolo tinittip sanggar asa binaen huru-huruan, jolo sinukkun marga asa binoto partuturon’ [sebelum berkenalan, saling bertanya marga agar paham hubungan kekerabatan dan panggilan yang tepat untuk itu-red], dan sontak mengundang decak kagum dari Ketum PBB serta rombongan yang hadir saat itu.

Sosok bapak dari 5 (lima) anak ini menceritakan bagaimana dia bisa sangat fasih berbicara dengan menggunakan bahasa Batak, bahwa sejak dari kecilnya sudah bergaul dengan orang-orang batak waktu di Lubuk Pakam. Sampai kepada tentang pahamnya dengan arti umpama dan umpasa Batak.

Foto/zi

“Dari kecil saya sudah berkawan dengan orang batak di kampung Lubuk Pakam. Termasuk dengan pemahaman akan arti umpasa dan umpama, ternyata sangat berbeda dan punya arti tersendiri dan sakral. Karena kalau umpasa itu seperti pantun ada lampiran dan isi. ‘ijuk di para-para hotang di parlabian, nabisuk nampuna hata na oto tu panggadisan’ [Orang yang bijak pemilik kata-kata, yang bodoh kepenjualan], ini umpasa. Nah, kalau umpama tidak ada lampiran seperti, ‘sate soto, mate na oto’ [orang yang bodoh sangat potensial mengalami kesengsaraan (malarat) sepanjang hidupnya dan karena itu membuatnya selalu sedih (dangol)]. Jadi untuk generasi muda Batak harus paham akan arti umpasa dan umpama. Karena umpasa ini gak boleh diganti-ganti, seperti ‘songon ompunta si jolo-jolo tubu martungkot si ala gundi pinukka ni na ni jolo di ihutton angka na di pudi’,” katanya dalam kesempatan itu.

Mantan Bupati Serdang Bedagai 2 (dua) periode 2013-2015 dan 2016-2021 ini, menambahkan, bahwa semua tatanan dalam adat batak punya makna yang luar biasa dan ini tidak bisa dirubah lagi.

“Semua sudah tertata rapi dan memiliki makna, mulai dari arti hari (senin sampai minggu-red), nama yang diberikan kepada anak, bahkan dalam acara sebuah adat bisa terjadi pertengkaran akibat salah penempatan jambar [bagian, bagian yang diterima seseorang ada berupa potongan daging ternak pada acara pesta adat-red]. Sehingga disini terlihat sangat jelas dan sudah punya posisi masing-masing tanpa bisa ditawar-tawar lagi. Jadi dengan uniknya adat Batak ini membuat saya semakin lebih lagi untuk menggali dan mempelajarinya. Dan saya juga ikut sedih jika ada orang Batak tapi tidak mengerti hata (bahasa-red) Batak termasuk arti umpasa dan umpama,” ucap Ir. H. Soekirman.

Di akhir, selain rasa bangga dengan hadirnya Ormas PBB di belahan dunia ini dia berpesan kepada Ketum PBB untuk ambil bagian dalam menjaga, melestarikan, serta mengajak para bangso Batak untuk lebih lagi mencintai suku dan budaya adat Batak.

Napuran tano-tano rangging marsiranggoman, tung badan ta pe padao-dao tondi ta ma massigomgoman,” tutup Ir. H. Soekarman, dan langsung disambut dengan kata ‘emma tutu…’ oleh rekan-rekan juang PBB yang hadir pada saat itu, sambil ditimpali Ketum PBB akan mengatur waktu untuk pertemuan selanjutnya. Selengkapnya kunjungi TV Channel PBB di https://youtube.com/channel/UCpL6RGhbo-MLVA_35pgEORA.

Sehingga dengan poin-poit dalam topik diskusi singkat diatas, penulis mengetahui bahwa identitas Batak sangat populer baik dalam sejarah Indonesia dimasa lampau sampai pada masa modern saat ini sangat berperan penting.

Hal itu tidak terlepas setelah didirikan dan tergabungnya para pemuda dari Angkola, Mandailing, Karo, Toba, Simalungun, Pakpak di organisasi yang dinamakan Jong Batak tahun 1926, tanpa membedakan Agama dalam satu kesepahaman.

Dan bahasa Batak kita begitu kaya akan Puisi, Pepatah dan Pribahasa yang mengandung satu dunia kebijaksanaan tersendiri. Bahasanya sama dari Utara ke Selatan, tapi terbagi jelas dalam berbagai dialek. Kita memiliki budaya sendiri, aksara sendiri, seni bangunan yang tinggi mutunya yang sepanjang masa tetap membuktikan bahwa kita mempunyai sistem marga yang berlaku bagi semua kelompok penduduk negeri kita berdasarkan kulturnya masing-masing dan hal ini  menunjukkan adanya tata negara yang bijak.

Maka dari itu kita berhak mendirikan sebuah perkumpulan Batak yang khas baik Karo, Nias, Toba, Simalungun Angkola, didalam sebuah wadah dan namanya PEMUDA BATAK BERSATU, dengan tujuan dapat membela/ memperjuangkan, melestarikan nilai-nilai persatuan serta menjaga nilai-nilai budaya tersebut. Dan ini merupakan sebuah kewajiban wujud tanggung jawab sekaligus kesempatan sebagai bahagian dari Organisasi PEMUDA BATAK BERSATU agar sama-sama belajar tentang suku budaya dan adat Batak demi generasi-generasi berikutnya.

Kehadiran Ir. H. Soekirman ini menjadi sebuah motivasi dan motor penggerak kepada generasi sekaarang, jangan kita kalah semangat dengannya. Beliau saja dari suku Jawa mampu dan bisa, bagaimana dengan kita…? Sukses untuk PBB seluruh dunia, serta sukses buat Ketum dengan kesediannya menjadi host dalam acara tersebut, dan semoga kedepan selalu menampilkan hal-hal yang postif sehingga menjadai multi efek dalam membangun generasi-generasi yang cinta serta bangga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari suku budaya adat Batak dimanapun berada.

Mauliate, horas, mejuah-juah, njuah-juah

Penulis : Parisman Sihaloho, SH, MH, (Wakadep Miptor DPP PBB)

Pos terkait