Oleh: Dr. RE Nainggolan, MM
Medan, ZI – Kami panitia pengusul Sabam Sirait sebagai pahlawan nasional ini tidak pernah berhubungan dengan keluarga mendiang almarhum Sabam Sirait. Usulan ini adalah panggilan nurani yang paling dalam karena beliau almarhum Sabam Sirait sangat layak diusulkan sebagai pahlawan nasional dengan melihat “legacy” agung dan rekam jejak beliau dengan kontribusi yang sangat besar kepada negara ini.”
Hal itu ditegaskan oleh Dr. RE Nainggolan, MM, tokoh masyarakat Sumatera Utara yang juga sebagai Ketua Umum panitia pengusul Sabam Sirait sebagai pahlawan nasional di Kota Pematangsiantar disela-sela seminar pengusulan Sabam Sirait sebagai pahlawan nasional, (07/12/2021).
“Apa yang dilakukan Sabam Sirait selama kiprah beliau penuh dengan makna kebangsaan, politik yang bermartabat, dedikasi yang tinggi, dan selalu jadi teladan dalam banyak hal. Legacy beliau sangat luar biasa dalam memberikan warna politik yang penuh dengan etika, moral, dan sarat dengan wawasan kebangsaan (nasionalisme) yang sangat luar biasa,” tambah Dr. RE Nainggolan lagi.
Sementara hal yang sama dikatakan oleh Ketua Pelaksana John Eron Lumban Gaol mengatakan, Sabam merupakan tokoh yang berjuang dalam sistem politik di Indonesia.
Dikatakanya, layak sebagai Pahlawan Demokrasi. Kiprah dan perjuanganya dalam sistem politik layak diapresiasi dan disematkan sebagai Pahlawan Nasional.
Penasehat Panitia Pengusul Sabam Sirait menjadi Pahlawan Nasional Pdt. R. Bambang Jonan menekankan pentingnya pengetahuan dalam berdemokrasi. Demokrasi diukur implementasi daripada kasih itu sendiri bukan hanya pada dasar mayoritas minoritas.
“Demokrasi harus berlandaskan kasih dan keadilan. Diakhir akhir nanti keadalin akan muncul secara terbalik. Karena itu sekarang saatnya orang benar bangkit dan bersuara,” kata Bambang.
Dosen Ilmu Politik FISIP USU, Warjio menyampaikan, Sumatera Utara bukan merupakan tempat yang banyak melahirkan tokoh nasional. Sabam Sirait juga diketahui salah satu tokoh nasional dari Kota Siantar. Dari Kota Siantar, selain Sabam Sirait tokoh nasional lainya adalah Adam Malik yang pernah menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia. Perjuangan kelas yang dilakukan Sabam Sirait di masyarakat adalah bentuk kontribusi besar yang dilakukan Sabam. Pembentukan identitas Sabam dimulai dari keluarga membentuk karakter dalam melakukan perjuangan.
“Pribadi Sabam Sirait yang sangat integritas. Selain itu, wilayah mempengaruhi karakteristik dalam melakukan perjuangan. Sabam Sirait merupakan orator yang ulung. Dia pernah mengikuti debating club yang diselenggarakan oleh surat kabar mimbar umum media terkemuka ketika itu,” jelasnya.
Kepribadian Sabam terbentuk dari apa yang dibaca. Salah satu tokoh yang memengartuhi Sabam Sirait adalah Russel. Ini sangat mempengaruhi gaya pemikiran dan karakteristik perjuangan. Sabam punya daya pikir meledak dan realistis dalam perjuangan demokrasi di Indonesia.
Ketokohan Sabam Sirait juga diketahui atas sikapnya yang mendukung perjuangan Palistina, yang mana dia merupakan seoarang Kristen. Narasumber lainya, Suprayitno menjelaskan dalam konteks sejarah bagaimana Sabam Sirait lahir dan besar. Sabam Sirait yang merupakan adalah pejuang demokrasi lahir di Tanjung Balai, walau hanya dua tahun.
“Dalam dokumen pengusulan, Kita harus berangkat sejarah temapat lahir Sabam di Tanjung Balai. Dari sini, maka kota Tanjung balai harus menjadi kota toleransi. Karena perdagangan pesisir menggambarkan bahwa Tanjung Balai adalah kota Perdagangan,” kata Dosen Ilmu Politik FISIP USU itu.
Dijelaskan Suprayitno, Siantar merupakan kota revolusioner. Tidak bisa dipungkiri Siantar merupakan kota yang membentuk karakter Sabam Sirait. Di Siantar sejak kecil, Sabam sudah menjadi teladan dengan literasinya.
“Kita mau meneladani sikap Sabam. Menurut catatan, di Medan Sabam belajar banyak tentang belajar demokrasi dan politik. Periode 1950-1952, dimasa ini periode ini sangat krusial dengan guncangan politik dan penjajahan kolonial Belanda masih sangat kentara terasa. Sambam belajar pada situasi ini,” ujarnya.
Narasumber ketiga J Anto mengatakan, Sabam merupakan aktor politik. Pertanyaan pentingnya adalah Kontruksi nilai apa yang membuat Sabam Sirait menjadi pejuang demokrasi, atau ada nilai yang diwariskan dari orang tua.
Dijelaskanya, Berdasarkan dokumen di perpustakaan nasional. Karakter dan identitas Sabam terbentuk tidak lepas dari Tuan Manullang dengan Suara Batak sebagai surat kabar dalam perjuangan melawan kolonial. Nilai inklusisme ini, mendapatkan ruangnya ketika Sabam Sirait sebagai anggota Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GMKI).
“Sabam Sirait masuk pada sistem politik yang buruk dan memanfaatkan kesempatan untuk memperbaiki sistem politikke arah yang lebih baik. Legasi Sabam berjuang melawan integritas dirinya sendiri. Walau dia mendapatkan tawaran kekuasaan. Semuanya ditolak. Ini merupakan medan perjuangan sendiri, dia tidak menggadaikan integritasnya karena kekuasaan. Sabam adalah aktor demokrasi. Siapa yang mengajak Megawati berpolitik adalah Sabam Sirait,” jelas Anto.
Narasumber lainya, Sarmedi Purba menyampaikan, bahwa kota Siantar merupakan kota peradaban. Siantar banyak tokoh nasional lahir. Siantar menjadi tempat menimba ilmu para tokoh, termasuk Sabam Sirait yang juga merupakan satu alumni sekolah menengah pertama.
“Sabam Sirat merupakan kakak angkatan atau senioar saya di GMKI. Saya bangga jika senior GMKI menjadi pahlawan Nasional. Sabam Sirait teruji ketika masa orde baru, Zaman dimasa itu membentuk Sabam menjadi pejuang Demokrasi,” tukas dokter spesialis kebidanan dan kandungan ini.
Demikian dengan Walikota Siantar, Hefriansah Noor, mendukung pengusulan Sabam Sirait sebagai pahlawan Nasional. Iya menyampaikan, bahwa Sabam Sirait menjadi salah satu tokoh demokrasi di Indonesia. Karakter orang Siantar juga terbentuk pada diri Sabam.
Diakhir pernyataannya Ketua Umum pengusul Dr. RE Nainggolan mengatakan, “Pernyataan dan dukungan tertulis dalam bentuk formulir yang diberikan, kami sampaikan terimakasih. Terimakasih dari berbagai organisasi yang hadir. Dengan konsistensi dan integritas yang ada kita terus berjuang mengusulkan Sabam Sirait menjadi Pahlawan Demokrasi. Kepada Tuhan kita persembahkan. Berdoa Sabam Sirait menjadi Pahlawan Nasional,” pungkas RE.
Sebagai informasi, seminar dihadiri kelompok Cipayung, Ketua STT HKBP, Praeses HKBP Distrik Sumatera Timur, Pimpinan Gereja, organisasi kemasyarakatan dan undangan lainnya.***