Taput, ZI – “Di samping tindakan Pencegahan di bidang Kesehatan, Penanganan Pasien juga menjadi Prioritas Utama Saya”.
Di awal kepemimpinan, saya masih menemukan bahwa Rumah Sakit Tarutung belum terakreditasi oleh KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit). Rumah Sakit Tarutung juga Belum menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Di samping itu, Pembayaran Gaji Honor Pegawai RSUD Tarutung tidak dapat dibayarkan secara rutin setiap bulannya. Dokter Spesialis yang melayani hanya 7 (tujuh) jenis pelayanan bagi pasien.
Pada saat itu, Rumah Sakit Tarutung juga masih mengalami defisit keuangan ditandai dengan adanya utang kepada pihak ketiga. Pembayaran Jasa Dokter dan Perawat yang melayani pada Rumah sakit Tarutung juga terkendala pembayarannya.
Saya memutar otak, di benak saya mengatakan ‘saya harus melakukan banyak hal untuk rumah sakit ini’. Saya melihat rumah sakit salah satu prioritas dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat sakit.
Guna peningkatan kualitas pelayanan di RSU Daerah Tarutung, saya berinisiatif menambah tenaga dokter spesialis. Di tahun 2016 dokter spesialis sudah 18, tetapi saya berpikir itu masih kurang. Terus saya tambah menjadi 31 dokter spesialis pada tahun 2019 dan pada tahun 2021 saya tambah menjadi 34 dokter spesialis.
Pembenahan demi pembenahan terus saya lakukan. Pada tahun 2017 Rumah Sakit Tarutung lulus paripurna dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dengan Predikat Pari Puma (Bintang 5).
Pada Tahun 2019 RSUD Tarutung terus berbenah, khususnya untuk Sarana Prasarana, diantaranya Ruangan CT Scan dan Pembangunan Gedung Hemodialisa (ruangan instalasi cuci darah) dengan nama K. K Tertius Simamora, dilengkapi sebanyak 32 unit dan menjadikan RSUD Tarutung sebagai pusat pasien cuci darah.
Untuk pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), RSUD Tarutung telah melibatkan Pihak Ketiga sesuai Standar Kesehatan.
“Pelayanan Kesehatan di Tengah Pademi“
Sebagai rumah sakit rujukan, untuk Penanganan Pasien Covid-19, RSUD Tarutung membangun Ruang ICU dengan Kapasitas 7 (tujuh) tempat tidur dan Ruang Perawatan Pasien dengan kapasitas 25 tempat tidur dengan ruang bertekanan Negatif.
Pembangunan Ruang ICU bagi pasien Covid-19, Ruang Perawatan Covid-19 dan Ruang Operasi Khusus Pasien Covid-19 dengan jumlah Anggaran sebesar Rp.2,1 M.
Pembangunan Laboratorium untuk tes PCR telah saya resmikan pada bulan Desember 2020 yang lalu.
Di tengah meningkatnya pasien Covid-19 yang bergejala berat hingga mengalami sesak nafas, RSUD Tarutung juga telah dilengkapi dengan Peralatan Gas Medis Sentral untuk setiap tempat tidur.
Untuk mempermudah akses ke Ruang Isolasi, saya juga bangun infrastruktur melalui kegiatan rehabilitasi jalan menuju Ruang Isolasi.
Di samping ruangan operasi untuk pasien Covid-19, saya juga memikirkan Penyediaan Peralatan Kesehatan untuk Ruang ICU, Ruang Perawatan Covid-19 dan Ruang Operasi Khusus Pasien Covid-19.
Saya juga melakukan Penyediaan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) penanganan Pasien Covid-19.
Saya juga gelontorkan dana Rehabilitasi Ruang Rawat Inap RSUD Tarutung yang diperuntukkan dalam rangka antisipasi peningkatan jumlah Pasien Covid-19 dengan Ruangan Non tekanan Negatif antara lain Rehabilitasi Ruang Flamboyan Rehabilitasi Ruang Cemara, Rehabilitasi Ruang Pertemuan, Rehabilitasi Ruang Mawar.
Dalam hal pengelolaan keuangan, RSUD Tarutung mendapat Nilai A dua kali berturut turut pada tahun 2017 dan 2018 berdasarkan Audit kinerja BLUD oleh BPKP dan menjadi percontohan BLUD Rumah Sakit untuk Sumatera Utara. Berdasarkan penilaian sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), Tahun 2019 RSUD Tarutung menjadi rumah sakit Terbaik Sumatera Utara.
Dari Refocusing Tahun Anggaran 2021, saya juga melakukan Rehabilitasi Total Gedung Pemulasaran Jenazah Covid-19, Rehabilitasi Total Gedung Untuk Instalasi Gizi untuk Penanganan pasien Covid-19, Rehabilitasi Total Gedung Untuk Poliklinik Paru Penanganan pasien Covid-19 dan Rehabilitasi Total Rumah Dinas Tenaga Kesehatan Penanganan Covid-19.
Pembenahan saya lakukan terus menerus, sampai pada akhirnya, RSUD Tarutung sebagai rumah sakit yang benar benar memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien yang berkunjung ke sana.
Salam sehat untuk masyarakat Tapanuli Utara, sumber inspirasi dan semangat saya, jangan lupa tetap terapkan Protokol Kesehatan, kalau bukan kita siapa lagi?
Horas .. Merdeka!!
Oleh : Drs. Nikson Nababan, M.Si.