Bekasi, ZInews – Pendidikan menjadi sebuah hal yang wajib melihat perkembangan era teknologi sekarang ini. Dan kesempatan ini dimiliki oleh semua orang selagi ada niat serta kemauan.
Sementara sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima memberi pelajaran yang dipimpin oleh kepala sekolah dibantu wakil kepala sekolah serta keterlibatan para guru mempunyai peran penting dalam terlaksananya proses pendidikan yang baik.
Terlihat disetiap sekolah mulai jenjang paling bawah, taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas bahkan tingkat yang lebih tinggi pasti memiliki Visi dan Misi.
Secara umum, visi merupakan tujuan utama atau main ide dari didirikannya suatu organisasi atau lembaga dan perusahaan. Intinya, visi menjadi alasan utama dari dibentuknya lembaga tersebut.
Dan ini sudah mendasar sehingga tidak mungkin sebuah organisasi didirikan tanpa adanya visi. Sedangkan misi secara umum adalah serangkaian hal yang dilakukan untuk mencapai sebuah visi. Dan keduanya saling berkaitan satu sama lain. Dengan tujuan utamanya secara umum adalah untuk memajukan dan mengembangkan lembaga, organisasi, atau perusahaan yang dibangun.
Hal inilah yang disampaikan kepala sekolah SMAN 14 Bekasi Dedi Suryadi, S.Pd, MM, melalui humas Surochman, ST, ke redaksi ZInews, Senin (22/08/2022) bahwa visi dan misi yang ada di SMAN 14 tersebut sangat penting untuk menjadikan siswa/siswi yang berprestasi.
Ia mengatakan peran para guru menjadi yang utama, karena tidaklah mungkin visi misi terimplementasikan tanpa adanya kehadiran guru.
“Visi dan misi SMAN 14 itu ada 4 (empat) poin. Dan ini berdasarkan hasil rapat musyawarah dari seluruh komponen sekolah, yaitu guru, perwakilan osis, bidang komite dan pimpinan sekolah. Tentu kalimat tersebut muncul setelah melalui penyaringan sesuai tujuan pendidikan. Dan secara nasional bawa tujuan pendidikan adalah pembentukan karakter siswa, pemahaman tentang pengetahuan, beretika dan semakin mencintai agamanya. Inilah yang diringkas menjadi sebuah visi SMAN 14,” kata Surochman mengawali wawancaranya.
Salah satu dalam visi tersebut lanjut Surochman adalah religius. Alasannya disamping memberikan ilmu tentang pengetahuan fisika, matematika dan sebagainya, tugasnya yaitu untuk membentuk setiap siswa semakin religius sebagaimana didapati dalam sila pertama dalam Pancasila.
“Ini terimplementasikan dalam setiap pelajaran. Seperti mengawali kegiatan dengan doa sebagai bentuk ucapan syukur. Kemudian kepedulian kita untuk memperhatikan kesehatan para siswa atau kondisi sebelum memulai aktifitas belajar,” ujarnya.
Selain dari poin religius ada juga kalimat berkarakter, berprestasi, dan berbudaya lingkungan, Surochman menjelaskan, bahwa setelah berhasil mencintai Tuhannya tentu harus dibarengi dengan karakter atau etika yang baik.
“Karakter yang baik akan menghasilkan sebuah karya yang bagus. Dan yang bagus itu akan melahirkan prestasi. Dengan kebiasaan ini akan menjadikan siswa/siswi kebanggaan kemanapun dan di lingkungan manapun berada. Jadi satu dengan yang lainnya saling berkaitan sebagaimana didapati dalam visi tersebut,” lanjut humas yang akrab dengan wartawan itu.
Disinggung seberapa efisien dampak visi tersebut kepada 1200-an siswa/siswi yang ada di SMAN 14?
“Dalam pandangan saya secara umum, visi itu adalah cita-cita. Jadi namanya cita-cita kadang sampai, kadang juga tidak. Namun, secara logika sampai. Misal, ingin ke bulan. Ini kan sulit, tapi faktanya sudah ada yang sampai disana. Nah, visi SMAN 14 persentase keberhasilannya harus diukur dalam jangka panjang, tapi kalau dalam jangka pendek kita lihat dari tahapan-tahapan tiap tahun. Dan alhamdulillah ada perubahan, contoh dari segi kenakalan sudah menurun. Kemudian keberhasilan siswa kita yang masuk ke PTN tanpa tes setiap tahun naik. Tahun yang lalu berhasil masuk 62 orang, dan tahun ajaran sekarang lolos 68 orang. Artinya visi yang kita bangun selama ini cukup berhasil meskipun belum mencapai 90%,” ucapnya.
Adanya visi misi tersebut, kembali dia menjelaskan sangat penting. Karena akan membuat aturan, batasan bahkan sebuah target capaian menjadi jelas. Bahkan evaluasi juga sangat perlu sehingga bisa diketahui bidang-bidang mana yang perlu ada pembenahan termasuk mengukur kemaksimalan para guru atau koreksi.
“Memang dalam mewujudkan siswa/siswi yang memiliki habit tidak cukup hanya guru saja, tapi harus terlibat para orang tua dan semua unsur yang cinta sebuah generasi yang membanggakan. Tentu selama anak-anak kita ada di sekolah sudah menjadi tugas dan kewajiban untuk memberi yang terbaik dengan maksimal,” bebernya.
Bahkan dalam suasana memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 77 saat ini juga, Surochman memetik pesan dari Kepala Sekolah SMAN 14 Dedi Suryadi, S.Pd, MM, saat memimpin upacara agar tekun dan berjuang dalam mewujudkan cita-citanya.
“Dalam momen HUT RI ke 77 ini, kita mengenang perjuangan para pahlawan sampai berdarah-darah, mengorbankan jiwa raganya untuk merebut kemerdekaan. Kira-kira pengorbanan kamu apa, silahkan renungkan sebagai seorang siswa. Pengorbanan kamu adalah dengan belajar yang maksimal, kamu harus menjadi manusia yang beretika, berkarakter dan belajar profil Pancasila (kurikulum merdeka) dan itu adalah bentuk pengorbanan kamu di jaman modern saat ini. Tanamkan itu,” kata Dedi Suryadi ditirukan humas SMAN 14 itu.
Di akhir Surochman yang dikenal sangat dekat dengan para siswa/siswi itu berpesan bahwa tugas para murid adalah belajar yang bagus dan meneladani para guru-guru yang ada di SMAN 14.
“Anak-anakku sekalian yang ada di SMAN 14, tujuan utama kalian adalah belajar. Bukan hanya ilmu pengetahuan saja tapi juga belajar beretika yang bagus, berbudi pekerti yang baik sebab itulah yang utama, teladanilah para guru-gurumu sebagai modalmu nanti di tengah-tengah masyarakat dan masa depanmu,” pesan Surochman mengakhiri wawancaranya.
(yhana/adv)