Integritas Bukan Sebatas Jargon

Foto; I Ketut Darpawan, SH, KPN Pasangkayu/ist_zi

Penulis: I Ketut Darpawan, SH.

PN Pasangkayu, ZI – Saya mulai jarang bicara atau menekankan tentang anti korupsi serta akibat yang akan diterima aparatur yang terlibat korupsi di lingkungan kantor. Cukup di awal-awal saja. Sebab aturan dan sanksi juga sudah jelas. Dan ini berlaku untuk semuanya, termasuk saya sendiri.

Dari sejak awal dimulainya propaganda besar-besaran tentang pembangunan zona integritas dan budaya antikorupsi beberapa tahun belakangan, saya pikir sekarang kita seharusnya sudah masuk ke level kesadaran yang lebih tinggi. Tidak hanya sekedar tidak terima suap, tidak terima hadiah. Tapi juga peningkatan kualitas pekerjaan, profesionalisme yang tujuannya bukan sekadar memenuhi kebutuhan pribadi saja, tapi juga kepentingan yang lebih besar, yakni untuk kemajuan organisasi, masyarakat, negara dan terus disempurnakan demi kebaikan bersama.

Seharusnya, sudah tidak ada lagi yang berpikir atau berani melakukan korupsi (terima suap, hadiah terkait tugas jabatan, dsb..), dan kalau masih ada, itu namanya sudah keterlaluan.

Jika diibaratkan proses pembuatan patung, tahapan membuang bagian-bagian yang besar dan kasar seharusnya sudah lewat. Sekarang tinggal memahat bagian kecil dan menghaluskan untuk mempertajam detail saja.

Bacaan Lainnya

Baca Juga:

Tapi, yang namanya kejahatan, (mengingat manusia itu makhluk berpikir yang misterius dan kadang gagal mengendalikan pikirannya) kadangkala muncul dari sosok atau keadaan dan di waktu-waktu yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Karena itu, yang penting sekarang adalah bagaimana respon kelompok terhadap situasi itu.

Jika tiba-tiba muncul gelagat yang mengarah kepada mencoba-coba melakukan korupsi, maka organisasi akan sigap mencegah, menghalangi dan memberikan sanksi. Apalagi sudah bersinggungan dengan sanksi pidana, maka harus dijatuhkan. Kalau perbuatannya sudah dilakukan dan karena ditutupi melalui kerjasama yang baik, sehingga tidak diketahui internal, maka responnya tentu akan lebih keras. Sebab kepercayaan publik itu tidak ternilai harganya.

Orang-orang yang dapat dikategorikan sudah tidak bisa dibina ini, harus bisa dengan mudah disisihkan dari sistem, (by the system).

Jika tidak mampu memberikan respon seperti itu, maka komitmen dalam mencegah atau memberantas korupsi akan dipertanyakan.

Saya, anda, kita semua, sama-sama punya potensi melakukan perbuatan buruk (korup) di hari ini atau di masa yang akan datang. Kalau hal itu benar-benar terjadi, maka kita semua seharusnya sudah siap menerima ganjarannya. Karena sistemnya demikian. Sama seperti kesiapan kita menerima pujian-pujian ketika meraih prestasi yang membanggakan.

Pos terkait